“RURI MANJA”
Pada suatu hari rumah yang sangat hangat, dan nyaman.
Dirumah itu hidup keluarga yang sangat bahagia. Ayah, ibu, dan aku.
Kenalkan aku ruri, si manis yang suka cokelat.
Aku bahagia masih mempunyai kedua orang tuaku. Mereka selalu memanjakan aku dengan selalu apa yang aku inginkan mereka berikan.
Aku bersekolah. Aku selalu juara kelas, walaupun aku manja aku selalu belajar membanggakan kedua orang tuaku.
Teman-teman aku banyak, tetapi sebagian mereka hanya memanfaatkan aku karena ingin menyontek.
Aku menikmati masa sekolah, aku ingin bercita-cita ingin menjadi orang sukses. Ucapanku waktu aku masih duduk di sekolah dasar.
Orang tua ku bukan dari golongan yang kaya raya namun mereka masih mampu untuk menyekolahkan aku sampai aku SMA.
SMA aku mulai merencanakan bahwa aku ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya seperti teman-teman ku yang lain. Semuanya sudah aku rancang apa saja setelah aku keluar sekolah.
ketika guru-guru menanyakan tentang pendidikan selanjutnya atau kerja, aku membicarakan ini kepada orang tua.
“Yah, bu. Aku ingin kuliah.” Aku menatap ayah dan ibu.
Terlihat ayah menghembuskan nafasnya. “Boleh, tapi ayah sudah tidak sanggup lagi membiayai kuliah kamu. Kalau kamu ingin kuliah, kamu kerja dulu. Biar nanti kamu bisa memakai uang kamu untuk melanjutkan sekolah lagi.” Ibu memegang kedua tanganku dengan mengelusnya.
Aku hanya bisa menunduk tidak tahu harus menjawab apa. Bagai petir di siang bolong. Setelah apa yang aku rencanakan dulu kini mungkin harus tertunda. Aku mengangguk pelan dan beranjak ke kamar.
Aku menangis.
Aku sadar ini hidup ku. Jalan yang sudah tuhan pilih dan ini yang terbaik untukku, mungkin untuk berkuliah sekarang harus tertunda. Mungkin dengan keadaanku begini tuhan menyadarkan aku bahwa aku terlalu manja kepada orang tuaku.
Komentar
Posting Komentar