ZUPRA PART IV “Suara apa itu?” tanya Faul. Suara itu seperti cicitan yang banyak disertai dengan gerasak-gerusuk yang menakutkan. Namun tidak lama suara itu hilang. “Kita harus memastikan suara apa itu,” kata Riza. Semua menatap Riza dengan serius. “Tapi, kita tidak mungkin menyusuri ke setiap penjuru Gua ini,” ujar Kris. Faul menghela nafas. “Lagipula Gua ini sangat bau,” lalu menutup hidungnya. Jeni mendelik. “Halah, cemen, lo. Baru bau segini juga,” Faul melotot tidak terima. “Jen, kamu gak punya hidung, ya? ini sangat menyengat,” “Enak, aja. Hidung mancung kaya gini, dibilang tidak punya hidung.” “Iya, aku selalu kalah,” “Memang!” “Sudah-sudah, kalian ini bisa tidak sih, tidak usah ribut dulu. Kita harus memikirkan rencana apa selanjutnya,” Kris menengahi. Riza menghembuskan nafasnya. “Aku akan kembali menggunakan kamera pengintai, kita bisa tunggu disini dan melihat ada apa didalam sana.” ucap Riza. Setelah itu Riza mengeluarkan tongkatnya dan berkonse