Postingan

BERSYUKUR

 Bersyukur Karya, M.Septiani Ketika matahari mulai terbit dari arah timur Burung bernyanyi mengiringi hijaunya daun Tidak pernah aku berhenti, berhenti untuk mencintai Mencintai ciptaan-Mu Sungguh nikmat yang Kau berikan Tuhan Maha Esa… Siang kulewati hingga senja mendatang Terganti indahnya sang malam Bersimpuh dikeheningan malam Berserah, bersujud mensyukuri karunia-Nya

Book story

RANTAU 1 MUARA A.       FUADI   “Hidup hakikatnya adalah perantauan. Suatu masa akan kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal. Muara segala muara” – A. Fuadi   Buku ini adalah buku series ketiga dari negeri   5 menara. Alasan aku membaca buku ini! Dari awal tahu film Negara 5 menara yang di perankan oleh alif dan lima temannya, aku tertarik. Karena jalan ceritanya, isi dari film tersebut tentang sebuah mimpi, persahabatan, dan kehidupan. Dari film itu ternyata bang Fuadi? Atau uda Fuadi? Menulis lagi atau memang aku tidak tahu bahwa ternyata Negara 5 menara ini series. Dari buku kedua, aku sangat suka. Nanti ya aku review. Didalam novel rantau 1 muara ini lebih dewasa. Karena isinya tentang sebuah mimpi dan juga tentang kehidupan setelah menikahnya. Alif disni sudah lebih dewasa dan cara berpikirnya pun sudah berbeda dan sangat related sama kehidupan jaman sekarang, apalagi sangat related banget sama kehidupan yang sedang aku hadapi sekarang. Mulai dari pekerjaan.

ZUPRA Genre Fantasi

 ZUPRA PART IV “Suara apa itu?” tanya Faul. Suara itu seperti cicitan yang banyak disertai dengan gerasak-gerusuk yang menakutkan. Namun tidak lama suara itu hilang. “Kita harus memastikan suara apa itu,” kata Riza. Semua menatap Riza dengan serius. “Tapi, kita tidak mungkin menyusuri ke setiap penjuru Gua ini,” ujar Kris. Faul menghela nafas. “Lagipula Gua ini sangat bau,” lalu menutup hidungnya. Jeni mendelik. “Halah, cemen, lo. Baru bau segini juga,” Faul melotot tidak terima. “Jen, kamu gak punya hidung, ya? ini sangat menyengat,” “Enak, aja. Hidung mancung kaya gini, dibilang tidak punya hidung.” “Iya, aku selalu kalah,” “Memang!” “Sudah-sudah, kalian ini bisa tidak sih, tidak usah ribut dulu. Kita harus memikirkan rencana apa selanjutnya,” Kris menengahi. Riza menghembuskan nafasnya. “Aku akan kembali menggunakan kamera pengintai, kita bisa tunggu disini dan melihat ada apa didalam sana.” ucap Riza. Setelah itu Riza mengeluarkan tongkatnya dan berkonse

ZUPRA genre Fantasi

 ZUPRA PART III Terdengar suara isak yang tertahan di ruang tengah. Paman bersama ayah, sedang duduk disebelah ayah namun sambil menundukkan kepala. Ayah mengusap punggung paman. Riza yang sedang berada didapur tidak sengaja mendengar percakapan ayah dan juga pamannya. Riza melihat wajah pamannya yang terlihat sedih dan kecewa. Riza menghela nafas. Lalu dia keluar dari tempat persembunyiannya di balik tembok antara dapur dan ruang tengah. “Ayah, aku mau pergi ke markas.” Riza menyalimi ayah dan juga pamannya dengan takzim. “Iya, hati-hati dijalan.” ucap Ayah. Riza lantas pergi ke markas. Dia harus segera menyelesaikan misi ini. Dia tidak mau melihat pamannya yang setiap hari curhat ke ayahnya, mengeluhkan hama padi yang terus mengganggu. Memang siapa lagi yang harus menyelesaikan bencana ini, menunggu pemerintah pun kapan akan di selesaikannya? Sekarang Riza harus bergerak cepat. Dia segera menghubungi teman-temannya. Melalui telepon layar hologram. “Jen, Faul, Kris. Cep

ZUPRA genre Fantasi

  ZUPRA PART II   Mereka tiba di sebuah saung yang berada ditengah sawah. Sawah milik pamannya Riza. Langit malam ini sangat indah, bertabur bintang dan bulan yang bulat sempurna. Terdengar suara hewan jangkrik, kodok, dan hewan lainnya yang menemani mereka malam ini. Saung pamannya cukup besar, ada tungku api yang masih mengepulkan asap. mungkin bekas tadi siang pamannya. Dan sebuah tempat duduk yang terbuat dari bambu yang cukup besar. Teras. Waktu sudah   menunjukan pukul 10 malam. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Faul. Setelah setengah jam berdiam diri. Riza sedang mengamati sawah pamannya yang rusak oleh hama. Kris juga masih berpikir, Jeni sudah menyusuri ke pematang sawah. Melihat bagaimana jejak hama yang kini sudah ada didepan matanya. Jeni berjongkok dan mengambil tanah atau jejak hama itu didekatkan ke hidungnya. Ada bau yang menyengat yang merasuki hidungnya. “Hati-hati, Jen!” teriak Riza. Kini faul, kris dan juga Riza sudah berpencar menyusuri sa

ZUPRA genre Fantasi

 ZUPRA Part I Disuatu malam yang sangat sepi. Disebuah ruangan yang terlindungi lapisan baja, pintu yang terkunci menggunakan sidik jari. Ditengah ruangan ada sebuah meja bundar dan kursi yang mengelilingi meja, juga terdapat tombol-tombol diatas meja untuk memunculkan layar hologram. Disebelah kanan   ruangan ada meja makan yang terbuat dari besi dan terdiri dari empat kursi,di meja makan tersebut tepatnya diatas meja ada sebuah layar berukuran sama dengan sebuah tablet, dan ketika menyentuh layar itu maka akan muncul sebuah daftar menu makanan, dan meja makan ini terhubung ke warungnya Mpok Jumi. Ruangan yang canggih ini dibuat oleh Kakeknya Razi bersama sahabatnya 100 tahun yang lalu, ruangan ini jika diluar hanya terlihat rumah biasa tetapi jika sudah didalam, banyak alat canggih yang tersimpan. Mereka adalah anak-anak badung namun cerdas, tetapi mereka mempunyai misi yang sama yaitu membantu menyelesaikan permasalahan tentang lingkungan, meneruskan misi sang kakek. Razi, Kri

Ditepi Waktu

Gambar
  Ditepi waktu Aku menangis tersedu. Mata memerah, nafas tersenggal. Terdengar jarum jam terus bergerak setiap detiknya. Tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Tidak peduli malam semakin larut, tidak peduli jika nanti matanya akan membengkak akibat terlalu lama menangis. Aku, Dina. 19 tahun, hidup di dunia namun masih mencari jati diri yang sebenarnya. Anak pertama bukan suatu keberuntungan atau kesialan, karena tempat dan posisi selalu mempunyai porsinya tersendiri. Dikatakan dewasa belum terlalu dewasa, dikatakan remaja mungkin sudah terlewat. Akhir-akhir ini dia merasa bahwa hidup tidak seperti apa yang dipikirkan. Banyak kekecewaan, masalah yang terus menimpanya. Belum satu masalah selesai, ada lagi masalah yang datang. Sejak aku mempunyai ponsel. Aku diajarkan untuk tanggung jawab, dan susahnya mencari uang. Aku berusaha untuk tidak meminta uang untuk membeli pulsa, aku menabung , aku menyisipkan uang jajanku untuk membeli pulsa. Dan sejak SMA aku sudah mulai memulai untuk

Cerita Hari ini

 QUARTER LIFE CRISIS      Hallo teman-teman… Aku mau bercerita dulu sebelum ke intinya. Jadi, tahun kemarin tepatnya pas ulang tahun aku ke 22 tahun. Dimana aku merasa sendiri, teman-teman   dulu yang bahkan hampir setiap minggu main bersama entah merasa hilang. Aku menyadari bahwa teman-temanku kini sudah punya kehidupannya masing-masing apalagi yang sudah berkeluarga. Ruang lingkup pertemananku rasanya mengecil. Lalu tiba-tiba juga pertanyaan ‘kenapa’ dari berbagai aspek. Mulai dari diri sendiri, karir, keluarga, lingkungan sekitar dan ya termasuk jodoh. Tidak tahu mulai dari mana, tiba-tiba aku merasa down. Aku sampai mempertanyakan hidup aku sendiri. Dan disana lah aku mulai berpikir keras, permasalahan silih berganti. Dan menangis pun udah gak berguna, buat apa? Sampai aku menyalahkan tuhan. Permasalahan pertanyaan itu tidak sampai disana sampai sekarang pun aku masih ragu dan takut mengecewakan lagi kedua orang tuaku. Pilihan yang membuat aku bingung, antara diri sendir

CERITA HARI INI

ISTIRAHAT  Hai... Untuk kamu… Jika hari ini cukup melelahkan Istirahatlah. Untuk kamu… Yang belum sesuai ekspektasimu, istirahatlah. Untuk kamu… Yang merasa hari ini gagal, istirahatlah. Istirahat adalah cara terbaik untuk kita bisa pulih kembali. Tidak apa-apa berhenti sejenak dan merasa capek dengan semua ini. Jangan takut untuk tertinggal dan merasa terbelakang. Apa yang kita rasakan dan posisi kita saat ini, mereka juga mengalami hal yang sama. Entah itu sudah terlewati atau memang belum. Karena kita gak tahu cerita mereka seperti apa dibalik dirinya sekarang. Karena manusia tidak selamanya berada di atas dan tidak selamanya juga berada dibawah. Dan kita tahu semua orang berbeda-beda, mempunyai keistimewaannya masing-masing. Punya porsinya masing-masing, punya waktunya masing-masing. Jangan terburu-buru dan terus berlari. Karena ya capek sendiri, kalau memang belum waktunya bagaimanapun caranya mau secepat apapun kita lari, dan berbagai ekpektasi tinggi kita. Itu mala

CERITA HARI INI....

  Mengubah persepsi orang-orang tentang rezeki.   Mungkin beberapa orang yang sedang menganggur pertanyaan dibawah ini pasti berpengaruh untuk psikisnya. Sangat sekali sensitive. Jelas, karena bukannya mendukung untuk tetap semangat. Tetapi malah seakan tersudutkan dengan berbagai pertanyaan itu. Apalagi kalau orang tua suka membandingkannya dengan orang lain. Sesekali mungkin gak papa. Tapi jika it uterus dilakukan, mungkin nanti ada timbul stress bahkan sampai depresi. “Kerja dimana?”   “kerja dipabrik mana?” “si a dipabrik ini kenapa kamu gak ngikutin aja gajinya gede.” “di rumah terus, gak ngelamar kerja ke pabrik emang?” “kalau kamu ke pabrik, kamu bisa beli ini beli itu.” Banyak pokoknya.! Jika terus menerus pertanyaan ini dilontarkan, pasti seseorang itu berpikir buruk. Merasa dirinya tidak berguna dan terpuruklah. Orang itu pasti ketakutan dan terus menyalahkan dirinya sendiri lalu menyalahkan takdirnya. Padahal yang kita tahu, takdir tidak lah sama. Rezeki