“SI IRI GAJAH”


         Di hutan yang rimba banyak sekali jenis pohon tumbuh dan berbagai macam hewan. Suara-suara burung yang bersahutan, angin yang berhembus kencang dan suara gemericik air sungai yang menenangkan.

    Ada seekor gajah yang sedang berjalan-jalan menyusuri hutan, sungai dan pemandangan disekitarnya. Setiap langkahnya dia selalu tersenyum entah apa yang membuat dirinya bahagia.

         Lalu langkahnya terhenti, dia melihat seekor burung yang sedang bertengger didahan pohon yang tidak jauh dengannya. Kemudian gajah bertanya. “burung, bagaimana kamu bisa bertengger didahan itu?”

      Burung itu menjawab dengan membusungkan dadanya. “iya, karena tubuh aku kecil, aku bisa hinggap dimana saja bahkan dipohon yang lebih tinggi.”

       Melihat wajah burung yang sombong gajah mendelik. “aku juga bisa sepertimu!” dengan kesal galah melompat untuk mencapai dahan tersebut.

       “Hahaha, lucu sekali. Kamu tidak lihat badan kamu sungguh besar, bagaimana bisa kamu menaiki pohon ini.” Burung itu tertawa sangat kencang

    “Tapi aku ingin sepertimu yang bisa menikmati hutan ini dari ketinggian, dan aku juga ingin sepertimu yang bisa terbang.” Gajah tidak menghiraukan ejekan burung itu, dia terus berusaha untuk naik ke atas pohon.

      “Kamu tidak akan bisa sampai kapanpun, karena aku lah yang bisa segalanya.” Burung itu terbang meninggalkan gajah yang terdiam.

       Gajah merenungi ucapan burung itu. Dia bersedih, menangis. Dia iri terhadap burung itu. Kemudian datanglah seekor semut.

“Hai gajah, kenapa kamu menangis?” teriak semut itu

“Aku ingin memanjat pohon ini dan aku juga ingin terbang seperti burung itu.” Jawab gajah

“Tidak kah kamu berpikir bagaimana gajah bisa terbang? Apakah kamu punya sayap?” semut itu kembali bertanya

      Kemudian gajah menggelengkan kepalanya. “aku tidak mempunyai sayap.” Dengan menekuk wajahnya, bersedih.

“Sekarang aku Tanya sekali lagi. Apakah burung itu mempunyai belalai sepertimu? Apa burung itu bisa mengangkat ranting yang besar?”

Gajah tampak berpikir lalu tersenyum kemudian.

“Terimakasih semut kamu memang teman yang terbaik.” Dan semut itu pun tersenyum tulus


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uang Lima Ratus Rupiah

CERITA HARI INI